Aku
cewe paling ribet satu dunia. Dara Prahenny itu nama lengkap ku tapi biasa di
panggil henny sama teman-teman ku. Aku anak SMA Swadaya 4 Jakarta. Hobby ku
makan permen karet dan dengerin lagu. Hal yang paling aku benci adalah baca
buku novel tentang percintaan.
Pagi aku
berangkat ke sekolah. Dengan sepeda motor besar biru aku itu. Dan biasa di
jalan macet bikin boring dan nyeselin. Tpi gak bertahan lama sih. Oke, sampai
di sekolah aku di sambut sama sii mulut centil. Ia adalah Tiya, sahabat yang
paling setia bagi aku. Orangnya emang agak sedikit centil sih beda 18o derajat
sama aku. “Hen, tau gak? Aku tadi ketemu sama anak baru loh, sumpah orangnya
guanteng abies dehh !!” kata Tiya dengan nada centilnya. “Masa sih?” jawabku
sambil jalan pergi. “Ih koq di tinggalin sih, tunggu Henny!”sahut Tiya. Yayaya
aku cewe paling cuek kata temen-temen aku. Tapi whatever aku gak peduli tuh.
Setelah aku pergi menuju kantin, tiba-tiba
ada cowo nabrak aku. “Astaga bajuku” gurau ku karena kaget. “Uh sory sory aku
gak sengaja,”sahut cowo yang aku tak kenal. “Tu kan baju aku jadi kotor
gara-gara kena minuman kamu”Ucapku dengan nada kesel. “Iya maaf aku juga gak
sengaja, lagian kamu jalannya sembarangan”jawabnya. “Enak ajja, kamu tu jalan
gak pake mata asal nabrak-nabrak ajja”Sahutku. Hampir aku mau berantem ma itu
cowo tapi untung ada Tiya yang segera melerai. Bel berbunyi waktunya masuk
kelas. Seperti biasa ibu Santiana masuk, tapi kali ini beliau membawa seorang
anak baru. Ternyata anak itu adalah anak yang barusan nabrak aku. Parahnya ia
duduk di sebelah aku. “Kamu beruntung Hen, coba ajja aku jadi kamu pasti udah
aku embat tuh cowo” Kata Lila anak satu kelas aku. Tapi aku hanya diam karena
males ngomong sama mereka.
Pelajaran
selesai dan semua anak SMA Swadaya 4 keluar dari kelas. Begitu juga dengan aku tapi
aku gak pulang ke rumah karena harus mampir ke toko musik. Seperti biasa aku
beli gitar buat nambah koleksi di rumah. Mulai dari A sampai Z aku punya.
Setelah berhasil milih gitar yang aku suka trus aku pulang. Waktu di jalan aku
liat Roy, anak baru yang bikin aku kesel tadi pagi. Aku liat dia lagi baca
novel gitu. Setelah aku noleh Roy yang kedua kalinya ternyata ia menghilang
entah kemana dan meninggalkan sebuah buku di dekat ia berdiri tadi. Tanpa pikir
panjang buku itu aku ambil dan bawa pulang. Sampai di rumah aku langsung
berbaring di kasur. Tak sengaja buku itu terbuka pada halaman tengah. Karena
aku penasaran buku itu aku baca dari awal hingga akhir. Dari situ aku heran,
sejak kapan aku mulain membaca novel. Ceritanya lucu juga lumayan berkesan. Dan
aku baru tau ternyata novel itu menarik juga judulnya My First Love. Aku harus
meletakkan buku itu dan mengembalikan kepada pemiliknya. Sekarang aku mau nyoba
Gitar baruku.
Jam
udah menunjukan pukul 6 pagi. Segera mandi dan berpakain seragam. Rambutku gak
terlalu bagus jadi aku kuncir satu ajja. Dan waktunya berangkat dengan sepeda
motor kesayangan ku ini. Sesampainya di sekolah aku langsung nyari si Roy cowo
nyebelin itu. “Ada liat si Roy gak?” tanyaku kepada Tiya. “Ciyee ngapain nyari
si Roy? Bukannya benci?” jawab Tiya sambil senyum-senyum. “Enggak koq cuman
pengen ngembalikan buku ini” balasku sambil menunjukkan buku novelnya. “Oh gitu
ya, kayanya Roy ada di kantin makan bakso”ucapnya sambil menunjuk kearah
kantin. Segera aku pergi dan nemuin Roy di kantin. “Roy, ini buku kamu ya?”
tanyaku sambil menunjukkan novel itu. Roy hanya diam dan tersenyum. “Koq diam
sih? Budek ya?”ucapku dengan kesalnya. “Sebenarnya itu bukan buku aku,”
sahutnya dengan lembut. “Trus buku siapa dong?” Tanyaku kembali sambil duduk di
dekatnya. “Itu buku almahrum kakek ku jadi waktu itu sebelum kakek aku
meninggal ia nitipkan buku itu padaku. “Hah?” heranku. “Kenapa?” jawabnya.
Ternyata aku baru tau bahwa buku itu sangat berharga baginya dan aku kini salah
menilainya. Di balik sifatnya yang nyebelin dan bikin kesel itu terdapat
sifatnya yang penyayang terutama kepada kakeknya itu. Aku kini salah
menilainya.
Sejak
kejadian itu aku mulai akrab dengan Roy. Sorenya Roy ngajak jalan aku. Entah
kenapa aku enggan menolak ajakannya. Dengan tampilan yang beda aku di jemput
Roy dengan Tander hijaunya. Senang itulah yang aku rasakan waktu bersamanya. Di
jalan aku di suruh Roy untuk pegangan dan aku bahkan memeluknya saat di jalan
karena Roy melaju super cepat. Ketika sampai Mall kami bersenang-senang
layaknya orang pacaran. Beli eskrim, suap-suapan, makan-makan, foto-foto,
main-main. Terakhir Roy ngajak nonton, ia yang memaksa kalau aku Cuma ngikut
ajjah. Beli tiket trus nunggu setengah jam. Akhirnya aku dan Roy bisa memasuki
Ruangan luas dan layar lebar. Saat kami masuk dan menduduki bangku paling
belakang lampu di matikan. Ruangan gelap dan hanya film yang tertuju. Aku bingung
banyak orang berpasangan yang menonton di sekeliling aku. Saat film di putar
aku menjadi tegang dan fokus kepada film yang berjudul KUNTILANAK KEMBAR itu.
Rasa takutku muncul waktu cerita di pertengahan. Tanpa sadar tangan sebelah
kanan ku hangat dan sebelah kiri ku dingin, Ternyata Roy megang tangan kanan ku
dengan erat. Ya Tuhan ada apa ini, perasaan ku kacau ada senang, takut dan
sedih semuanya bercampur menjadi satu. Sesaat ada adegan yang seram aku takut
dan berteriak saat itu juga aku di peluk erat sama Roy. Sumpah aku tidak pernah
membayangkan sebelumnya. Dua jam berlalu dan film udah habis dengan cerita yang
mengharukan.
Keluar
dari bioskop aku ngomel-ngomel sama Roy. Serta marah-marah kepadanya soal
kejadian di dalam tadi. Aku minta penjelasan darinya tapi Roy hanya diam.
Tiba-tiba Roy mengecup bibirku dan memelukku. Kecupan bibirnya membuatku
berhenti ngomel, bibirnya menempel di bibirku dan yang bisa kurasakan hanya
kenikmatan sesaat. Setelah melepas kecupannya Roy membisikkan sesuatu kepadaku
“Jangan suka marah kalo jadi cewe,”bisiknya di telingaku. Aku tak dapat berkata
apa-apa sekarang karena masih kaget. Ya tuhan ini adalah ciuman pertama ku.
Membuatku malu karena Roy menciumku di hadapan orang banyak. My first kiss ku
bersama Roy dan tak pernah aku bayangkan sebelumnya. Setelah dari bioskop Roy
mengajakku ke studio musik. Ternyata dia tau kesukaaanku membuatku semakin
terkagum kepadanya. Puas nyanyi dan bermain musik kami memutuskan untuk pulang
karena hari sudah malam.
Sesampainya
aku di rumah ternyata Roy menyelipkan kado kecil untukku yang berisi tulisan
‘Henny aku tunggu kamu besok di taman sekolah by Roy’ . Apa maksudnya yah..
tanpa pikir panjang aku langsung tidur karena sudah terlalu capek jalan
seharian bersamanya.
Kriiingggggg
(bunyi alarm). “What? Jam 8 astaga aku belum bangun dan...”gurauku. Tak lama
aku tiba disekolah dan untungnya ibu Santiana belum masuk. “Henny, sepatu kamu
mana?” tanya Tiya dengan heran. Dan astaga aku lupa pakai sepatu dan masih
pakai sendal tidur. Dan tiba-tiba Roy meminjamkan sepatunya untukku. “Wah
makasih ya Roy,” ucapku tersenyum. “Ayo cepat pakai cewe bawel,” sahut Roy
dengan cueknya. “Iya sabaran dikit kek”sahutku manja. Dari situ aku berpikir
klo Roy emang cuek, nyebelin tapi romantis. Bu Santiana masuk dan kami belajar
dengan tenang. Beliau ngasi tugas buat siswanya, tugas yang paling aku benci
yaitu di suruh ngebuat novel pengalaman. Berhubung aku gak bisa jadi aku minta
ajarkan sama Roy, dia kan ahli masalah buku-membuku. Waktu istirahat aku gunakan
untuk pergi ke perpus sama Tiya. Dan ini baru pertama kalinya masuk perpustakaan.
Aku bingung nyari judul yang bagus jadi nyari inspirasi dari sini. Dari sekian
rak buku akhirnya aku nemuin buku pada rak buku ketiga judulnya menarik dan buat aku penasaran.
Setelah aku mau ngambil buku itu ternyata ada tangan lain yang mau ngambil buku
yang sama. Aku heran ternyata itu Roy, dia pengen ngambil buku itu juga.
Terjadi perdebatan antara kami berdua. Pertikaian antara kami membuat penjaga
perpus marah dan mengusir kami. “Tukkan ini semua gara-gara kamu,” kataku
sambil marah kepadanya. “Kamu tu coba aja buku itu serahkan ke aku jadi kan gak
kaya gini”sahutnya marah balik. Aku langsung pergi masuk kelas dan masalah Tiya
aku gak tau lagi.
Sepulang
sekolah aku pergi ke Mall. Karena males pulang ke rumah. Kali ini aku sendirian
tanpa ada teman yang nemenin soalnya Tiya lagi sibuk ngurus mamahnya yang sakit
stroke. Seperti biasa aku makan dengan mesan jus lemon kesukaanku. Sambil
mikirin novel yang aku buat nanti. Di atas buku tugasku aku nulis apa yang ada
dipikiranku. Aku tak sadar akan apa yang aku tulis. Ternyata aku sudah nulis 20
halaman buat novelku nanti. Yang membuat aku heran adalah aku terinspirasi dari
kejadian kemaren bersama Roy. Sepuasnya aku jalan aku langsung pulang ke rumah.
Esoknya
aku dapat pujian hebat dari Bu Santiana. Semua anak-anak pada nanya gimana aku
ngebuatnya kecuali Roy, karena dia udah tau kalau cerita itu tentangku
bersamanya. Dia hanya tersenyum manis kepadaku. Sejak itu aku menyukai
pelajaran bahasa Indonesia dan pastinya menyukai novel.
Setelah jam pelajaran habis Bapak Boy gak masuk. Nama
beliau yang asli bukan Boy tapi Susanto tapi anak-anak biasa manggil Boy karena
waktu itu ada kejadian. Jadi waktu itu ada acara perpisahan kaka kelas yang
dulu, beliau nyumbang hiburan yaitu nyanyi lagu judulnya Boy padahal lagu itu
buat perempuan ke laki-laki tapi di tangan Bapak yang ngajar biologi ini semua
terbalik malahan dari laki-laki ke perempuan. Sejak itu para murid nyapa si
Bapak Boy. Jam kosong itu aku duduk di depan kelas sambil ngelamun. Tiba-tiba
Yadi datang dan menyapa aku. Aku nyapa balik dan tersenyum. Dengan suaranya
yang khas dia nanya kepadaku masalah patah hatiku kemaren karena putus dari
Sani. Aku bilang aja kalo aku gak ingat apa-apa lagi masalah itu. Yadi adalah
cowo yang paing banyak di taksir para cewe-cewe di SMA Swadaya 4 ini. Secara
Yadi kan tinggi, ganteng, putih, manis, baik, kaya, gak sombong, perhatian,
ramah dan lain –lain. Justru itu banyak yang pada naksir tapi aku gak. Yadi
adalah teman yang paling awal hadir setelah aku putus sama Sani sebelum Tiya
datang. Jadi aku anggap dia temen spesial buat aku.
Beberapa lama aku ngobrol sama Yadi tak
lama Tiya datang. Anehnya Tiya datang dengan senyum-senyum sendiri gak jelas.
Setelah Yadi pergi ke kantin, Tiya bilang sesuatu sama aku. “Hen, Yadi itu
ganteng yah?” ucap Tiya sambil megang kipasnya. “Emang dari dulu juga” jawabku
sambil melihat ke arah Yadi. “Kayanya aku suka deh sama Yadi”sahutnya kembali
dengan malu. “Hhahahahaha kamu suka?” tertawaku mendengar ucap Tiya yang konyol
bagiku. “Koq ketawa sih? Ada yang salah yah?” Sahut Tiya dengan cemberut. “Nggak ada sihh tapi kamu suka sama diya? Oh
tidakk” omongku sambil jalan ke kantin. “Alaaa ditinggalin lagi, huh tunggu
dongg...” kejarnya.
Arah
jalanku terhenti setelah melihat puluhan siswa rame dan sibuk membicarakan
sesuatu.
Lila menghampiri ku, iya memberitahukan ku sebuah kabar yang tak terbayangkan
sebelumnya. Roy terbunuh oleh Gana dengan pisau tajamnya. Menurut berita Gana
menusuk perut sebelah kanan atas Roy. Diduga Gana sudah membencinya dari awal
Roy masuk ditambah Roy yang sok disekolah. Tapi aku sebelumnya tidak percaya
dengan semua itu. Lalu dipertegas oleh Tiya beserta bukti.
Aku benar-benar tidak terima dengan
kedaan ini. Apalagi melihat sepatunya yang aku kenakan dikaki ku sekarang ini.
Air mata ini tak berhenti mengalir dan aku tidak tahu harus menghabiskan berapa
tisu untuk itu. Kenangan di bioskop itu telah berlalu dan akan menjadi
peristiwa takkan bisa terlupakan bersamanya.
Ingin ku ucapkan padanya bahwa
aku.....
AKU RINDU KAMU
AKU CINTA KAMU
AKU SUKA KAMU
KAMU SEGALA-GALANYA BAGIKU
tapi tak dapat terpungkiri dia telah pergi dan takkan pernah muncul di depanku
lagi. Semua gara-gara Gana, ingin rasanya ku membunuhnya dengan tanganku tapi
semua akan sia-sia karena Roy takkan pernah kembali lagi.
Saat pemakamannya aku tak sanggup datang mlihat wajahnya.
Keesokan harinya ku beraktifitas seperti biasa namun seperti ada yang kurang
dari hidupku. DIA PERGI MEMBUATKU SEOLAH2 JUGA PERGI.
OH MY GOD!!! I’M VERY VERY LOVE ROY ...
JUST ROY..
Beberapa minggu kemudian..
Aku jalan ke sebuah studio musik baru di sekitar sekolahku. Disana aku mencoba
memainkan alat musiknya dengan kunci g. Ku tak sadar apa yang ku lakukan.
Kuhancurkan seluruh isi studio dengan gitar yang ku lempar ditembok bahkan drum
yang tak bersalah ikut hancur. Mungkin aku masih sedih kehilangannya. Tak
pedulii harus ku bayar berapa demi ketemu dengan dirinya “Roy”.
Ku berharap akan ada sebuah cinta yang
baru untukku. Semoga dia selalu berada dalam sisiNya yang bahagia.
I HOPE YOU
LOVE ME CAUSE ME LOVE YOU..................... FOREVER !!